Kedua, Nilai Fungsional yaitu yang menjadi parameter sah atau rusaknya puasa ditinjau dari segi fungsinya. Adapun fungsinya yaitu untuk menjadikan manusia bertakwa (laa'lakum tattaqun). QS. Al-Baqarah 183, puasa seseorang sah dan tidak rusak apabila dapat mencapai kualitas ketakwaan terhadap Allah SWT. Hakekat puasa dalam pandangan dapat dibagi sebagaimana berikut ini:
1. Tarbiyat aliradat , pendidikan keinginan atau kemauan merupakan fitrah manusia. Karena itu puasa dapat mendidik atau membimbing kemauan manusia baik yang positif maupun yang negatif. Dengan puasa, kemauan positif akan terus termotifasi untuk labih berkembang dan meningkat, sedangkan kemauan negatif, puasa akan membimbing dan mengarahkan agar kemauan tersebut tidak terlaksana (Sifat Rububiyah, yaitu sifat yang mendorong untuk selalu berbuat baik. dan Sifat Syaithoniyah, inilah sifat yang mendorong seseorang untuk berbuat kesalahan dan kejahatan.serta Sifat Bahimiyah (kehewanan), sesuai dengan istilah yang diberikan pada manusia sebagai mahluk biologis. Dan Sifat Subuiyah, yaitu sifat kejam dan kezaliman yang terdapat dalam dari manusia).
2. Thariqat almalaikat Malaikat merupakan makhluk suci, yang selalu taat dan patuh terhadap segala perintah Allah. Orang yang puasa ketaatannya merupakan suatu bukti bahwa jiwanya tidak dikuasai oleh hawa nafsunya, juga akan mengalami iklim kesucian laksana seorang bayi yang baru lahir, jiwanya terbebas dari setiap dosa dan kesalahan. Inilah janji Allah yang diberikan untuk orang yang berpuasa dan melaksanakan setiap amalan dan ibadah pada bulan Ramadhan.
3. Tarbiyat alilahiyyat (pendidikan ketuhanan) yaitu merupakan sistem pendidikan Allah SWT dalam rangka mendidik atau membimbing manusia. Pendidikan ini mengandung dua fungsi yaitu:
a. Sebagai sistem yang pasti untuk mendidik manusia supaya menjadi hamba tuhan yang taat dan patuh.
b. Sebagai suatu sistem yang dapat mendidik sifat rubbubiyyah (ketuhanan) manusia untuk dapat berbuat adil, sabar, pemaaf dan perbuatan baik lainnya.
4. Tazkiyat annafsi (penyucian jiwa) Hakekat puasa yang keempat ini dapat menjadi sarana untuk membersihkan berbagai sifat buruk yang terdapat dalam jiwa manusia. Adakalanya jiwa manusia akan kotor bahkan sampai berkarat terbungkus oleh noda dan sikap keburukan yang terdapat didalamnya. Maka puasa dapat menjadi penyuci jiwa. Dengan demikian kesempatan hidup pada bulan ramadhan yang akan segera hadir, semoga dapat dijadikan momen untuk menigkatkan kualitas iman dan takwa untuk dapat maghfirah Allah SWT.
Namun demikian akhir dari keberhasilan setiap manusia yang berpuasa di bulan Ramadhan dapat dilihat dari perilaku, ucapannya setiap saat dalam kehidupan sehari-hari apakah sudah dapat mengendalikannya.
Semoga kita selalu dalam Lindungan Allh SWT, dan menjadi hamba yang Taqwa.
Amin……….
Namun demikian akhir dari keberhasilan setiap manusia yang berpuasa di bulan Ramadhan dapat dilihat dari perilaku, ucapannya setiap saat dalam kehidupan sehari-hari apakah sudah dapat mengendalikannya.
Semoga kita selalu dalam Lindungan Allh SWT, dan menjadi hamba yang Taqwa.
Amin……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar